Papua (17/11) – Pekan Paralimpiade Nasional (Papernas) XVI Papua 2021 telah usai. Namun, cerita dari para atlet tak henti-hentinya menarik untuk disimak. Salah satunya, Marjani, atlet yang aktif dalam kegiatan LDII. Ia sukses meraih medali emas cabang renang 50 meter gaya punggung, medali perak dari 50 meter gaya bebas dan medali perunggu dari 100 meter gaya bebas.
Marjani mengawali karirnya sebagai perenang pada tahun 2013 silam. Saat itu ia diajak temannya berlatih di Banjarbaru mengasah keterampilan dan kemampuan berenang, “Awalnya saya diajak teman mengikuti latihan renang di Banjarbaru selama satu tahun. Nah, dari situ, saya sangat tertarik dengan olahraga renang,” ujar Marjani saat diwawancarai redaksi LINES.
Pria berusia 41 tahun itu hanya memiliki satu tekad dan mimpi untuk berprestasi pada olahraga renang yang digemarinya sejak kecil, “Pertama kali, saya mendapatkan satu medali emas dan empat medali perak di kejuaraan Pekan Paralimpiade Provinsi (Perpaprov) di Martapura pada tahun 2013 silam,” imbuhnya.
Marjani bertekad mandiri tidak ingin merepotkan orang tua dan orang lain dengan disabilitas daksa yang disandangnya,“Saya memiliki satu motivasi besar yakni membanggakan orang tua. Tak hanya itu, tentunya saat saya berlaga di Peparnas, saya juga ingin mengharumkan nama daerah,” tambahnya.
Tak heran dengan tekad yang kuat, Marjani mampu menorehkan prestasi pada ajang Peparnas XVI di Papua. Atas prestasinya itu, Kalimantan Selatan mendapatkan tambahan medali di antaranya, satu emas, satu perak, dan satu perunggu di cabang olahraga renang.
Perolehan medali emas ketika itu, semakin melecutkan semangatnya menekuni olahraga renang hingga kini. Marjani yang kesehariannya sebagai petani sawit itu pun mengaku selalu siap membela Kalimantan Selatan bila dibutuhkan, “Selain bekerja menjadi petani sawit, saya hampir setiap hari menyempatkan waktu untuk latihan renang dan kebugaran,” tuturnya.
Ia berharap ke depan bisa memberikan prestasi yang lebih baik lagi untuk Kalimantan. Pria yang memiliki tiga saudara itu memberikan pesan khusus kepada penyandang disabilitas, “Jangan minder dan takut. Penyandang disabilitas supaya latihan yang keras dan tekad yang kuat sebagai modal dasar untuk mendapatkan prestasi,” pesannya.
Tak hanya itu, Marjani mengharapkan, penyandang disabilitas harus tetap kuat dan membuktikan bahwa para-atlet juga memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi juara.
“Saya memberi dorongan agar para-atlet bisa semangat untuk bisa meraih apa yang dicita-citakan. Para-atlet agar tidak mudah putus asa. Kami bisa mandiri seperti kebanyakan orang dan buktikan bahwa kami yang mempunyai kekurangan bisa melakukan apa saja bila ada tekad yang kuat,” pungkasnya.
Selain terus berlatih renang, Marjani selalu mengutamakan beribadah dan mendalami ilmu agama di pengajian yang dikelola DPD LDII Batola. (FW/LC/Lines)